Universitas Almuslim Gandeng Badan Bahasa untuk Tingkatkan Literasi dan BIPA
.jpeg)
Jakarta, 28 Agustus 2025 — Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, menerima
audiensi dari Universitas Almuslim, Aceh untuk membahas peluang kerja sama
dalam bidang penguatan literasi, pemartabatan bahasa Indonesia, serta
pengembangan program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Pertemuan
berlangsung hangat dan dihadiri oleh jajaran pimpinan Universitas Almuslim serta
pejabat Badan Bahasa.
“Kerja sama ini bukan hanya bentuk dukungan kelembagaan,
tetapi juga investasi jangka panjang dalam menjaga keberlangsungan bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan sekaligus bahasa internasional.” ujar Ganjar
Harimansyah, Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Ia menambahkan
bahwa perguruan tinggi memiliki peran vital untuk menggerakkan ekosistem
literasi dan pemartabatan bahasa melalui pendidikan.
Rektor Universitas Almuslim, H. Marwan, menyambut baik
gagasan tersebut. Menurutnya, kerja sama dengan Badan Bahasa selaras dengan
misi Universitas Almuslim yang berakar pada sejarah panjang perjuangan
pendidikan di Aceh. Universitas Almuslim, berdiri di bawah Yayasan Almuslim
Peusangan sejak 21 Jumadil Akhir 1348 H (24 November 1929 M), lahir dari
kesadaran bahwa perjuangan melawan penjajah tidak cukup hanya dengan senjata,
tetapi juga harus melalui pendidikan.
Komitmen tersebut makin relevan ketika dikaitkan dengan
program strategis Badan Bahasa, mulai dari pemanfaatan UKBI sebagai standar
kompetensi bahasa, pemetaan bahasa yang telah menghasilkan 718 bahasa
teridentifikasi, hingga rencana peluncuran Kamus
Peribahasa Nusantara pada Bulan Bahasa 2025. Kamus ini akan berisi kodifikasi pepatah dan
ungkapan kearifan lokal dari berbagai daerah di Indonesia. “Kami membuka ruang
kolaborasi dengan kampus, termasuk Universitas Almuslim, untuk menghimpun
pepatah, kosakata, dan ungkapan bahasa daerah, khususnya dari Aceh. Hal ini
penting agar kearifan lokal tidak hilang dan tetap terjaga lintas generasi.”
sambung tim Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra Badan Bahasa.
Ia juga menyinggung program pemetaan bahasa yang sudah
dilakukan sejak 1992, terakhir pada 2019, dengan hasil identifikasi 718 bahasa
daerah di Indonesia. Tahun ini, 2025, Badan Bahasa menargetkan penambahan titik
pengamatan untuk melihat variasi bahasa di berbagai daerah. Aceh menjadi salah
satu prioritas, termasuk wilayah Simeulue, sesuai undangan dari pemerintah
daerah setempat.
Menanggapi hal tersebut, pihak Universitas Almuslim
menegaskan bahwa audiensi ini relevan dengan komitmen kampus dalam
mengembangkan literasi mahasiswa sekaligus memperkuat jati diri bangsa. “Kami
melihat sinergi dengan Badan Bahasa sangat penting untuk memperkaya arah
pengembangan kurikulum dan kegiatan akademik kami. Kolaborasi ini sejalan
dengan misi Universitas Almuslim untuk mencetak lulusan yang tidak hanya
kompeten secara akademis, tetapi juga berakar kuat pada bahasa dan budaya
Indonesia.” ujar perwakilan Universitas Almuslim.
Dalam kesempatan yang sama, Badan Bahasa juga membuka
peluang pelaksanaan UKBI secara massal di Universitas Almuslim sebagai tindak
lanjut kerja sama sekaligus menyediakan simulasi dan fasilitasi tenaga pengajar
BIPA. Dukungan ini diharapkan mampu memperkuat kapasitas universitas dalam
menerima mahasiswa asing dan meningkatkan daya saing lulusan.
Melalui audiensi ini, Universitas Almuslim dan Badan Bahasa berkomitmen menjalin kerja sama yang berkelanjutan untuk meningkatkan literasi, memperkuat peran bahasa Indonesia, dan memperkaya khazanah bahasa serta sastra daerah di Aceh dan Indonesia. Komitmen ini sejalan dengan semangat Trigatra Bangun Bahasa, yaitu utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing. (CM)